Kasihilah manusia, bukan benda ....
Gunakanlah benda, bukan manusia ....
Jadi, semuanya terserah anda.
by the way, if you have any comments, please do not hesitate to email me at theo.pras@yahoo.com Cheer up! and be happy.
Wednesday, March 21, 2007
Thursday, March 15, 2007
Humor dulu ahhh ....
DEBAT
Suatu pagi Bahlul memutuskan untuk menghadap ke Pak Bento HRM (Human Resource Manager) dan setelah saling mengucap salam maka Bahlul segera dengan bersemangat menyampaikan maksud hati dan segala uneg-unegnya kepada HRM untuk meminta kenaikan gaji. Pak Bento setelah menatapnya beberapa saat kemudian tertawa, mempersilahkannya untuk duduk dan berkata, "Ha ha ha, dengar kawan, anda itu bahkan belum bekerja untuk perusahaan ini meskipun satu hari..!"
Tentu saja Bahlul sangat terkejut mendengar hal itu namun pak Bento segera meneruskan,
Bento: "Coba katakan ada berapa hari dalam setahun?"
Bahlul: "365 hari dan kadang-kadang 366 hari."
Bento: "Betul, sekarang ada berapa jam dalam sehari?"
Bahlul: "24 jam."
Bento: "Berapa jam kamu bekerja dalam sehari?"
Bahlul: "Dari jam 08:00 s/d 16:00 jadi 8 jam sehari."
Bento: "Jadi, berapa bagian dari harimu yang kamu pakai bekerja?"
Bahlul: "(mulai ngitung dalam hati.....8/24 jam = 1/3)....sepertiga!"
Bento: "Wah pinter kamu!, Sekarang berapakah 1/3 dari 366 hari?"
Bahlul: "122 (1/3x366 = 122 hari)"
Bento: "Apakah kamu bekerja pada hari Sabtu dan Minggu?"
Bahlul: "Tidak Pak!"
Bento: "Berapa jumlah hari Sabtu dan Minggu dalam setahun?"
Bahlul: "52 Sabtu ditambah 52 Minggu = 104 hari."
Bento: "Nah, kalau kamu kurangkan 104 hari dari 122 hari, berapa yang tinggal?"
Bahlul: "18 hari."
Bento: "Nah, saya sudah kasih kamu 12 hari cuti tiap tahun. Sekarang kurangkan 12 hari dari 18 hari yang tersisa itu berapa hari yang tinggal?"
Bahlul: "6 hari."
Bento: "Di hari Natal dan Tahun Baru apakah kamu bekerja?"
Bahlul: "Tidak pak!"
Bento: "Jadi sekarang berapa hari yang tersisa?"
Bahlul: "4 hari."
Bento: "Di hari Idulfitri dan Iduladha apakah kamu bekerja?"
Bahlul: "Tidak pak!"
Bento: "Jadi sekarang berapa hari yang tersisa?"
Bahlul: "2 hari."
Bento: "Sekarang sisa tersebut kurangi dengan Libur Waisak, Imlek, Nyepi, 1 syuro, maulud, isra' mikraj, proklamasi...............berapa hari yang tersisa?"
Bahlul: "...???.........gak ada sisa pak."
Bento: "Jadi sekarang anda mau menuntut apa?"
Bahlul: "Saya mengerti pak, sekarang saya sadar bahwa selama ini saya sudah makan gaji buta dan telah mencuri uang perusahaan dengan tidak bekerja sedikitpun. Saya minta maaf"
Jadi, silahkan renungkan dan simpulkan sendiri apa maksud dari percakapan diatas, soalnya gua juga bingung ???
Suatu pagi Bahlul memutuskan untuk menghadap ke Pak Bento HRM (Human Resource Manager) dan setelah saling mengucap salam maka Bahlul segera dengan bersemangat menyampaikan maksud hati dan segala uneg-unegnya kepada HRM untuk meminta kenaikan gaji. Pak Bento setelah menatapnya beberapa saat kemudian tertawa, mempersilahkannya untuk duduk dan berkata, "Ha ha ha, dengar kawan, anda itu bahkan belum bekerja untuk perusahaan ini meskipun satu hari..!"
Tentu saja Bahlul sangat terkejut mendengar hal itu namun pak Bento segera meneruskan,
Bento: "Coba katakan ada berapa hari dalam setahun?"
Bahlul: "365 hari dan kadang-kadang 366 hari."
Bento: "Betul, sekarang ada berapa jam dalam sehari?"
Bahlul: "24 jam."
Bento: "Berapa jam kamu bekerja dalam sehari?"
Bahlul: "Dari jam 08:00 s/d 16:00 jadi 8 jam sehari."
Bento: "Jadi, berapa bagian dari harimu yang kamu pakai bekerja?"
Bahlul: "(mulai ngitung dalam hati.....8/24 jam = 1/3)....sepertiga!"
Bento: "Wah pinter kamu!, Sekarang berapakah 1/3 dari 366 hari?"
Bahlul: "122 (1/3x366 = 122 hari)"
Bento: "Apakah kamu bekerja pada hari Sabtu dan Minggu?"
Bahlul: "Tidak Pak!"
Bento: "Berapa jumlah hari Sabtu dan Minggu dalam setahun?"
Bahlul: "52 Sabtu ditambah 52 Minggu = 104 hari."
Bento: "Nah, kalau kamu kurangkan 104 hari dari 122 hari, berapa yang tinggal?"
Bahlul: "18 hari."
Bento: "Nah, saya sudah kasih kamu 12 hari cuti tiap tahun. Sekarang kurangkan 12 hari dari 18 hari yang tersisa itu berapa hari yang tinggal?"
Bahlul: "6 hari."
Bento: "Di hari Natal dan Tahun Baru apakah kamu bekerja?"
Bahlul: "Tidak pak!"
Bento: "Jadi sekarang berapa hari yang tersisa?"
Bahlul: "4 hari."
Bento: "Di hari Idulfitri dan Iduladha apakah kamu bekerja?"
Bahlul: "Tidak pak!"
Bento: "Jadi sekarang berapa hari yang tersisa?"
Bahlul: "2 hari."
Bento: "Sekarang sisa tersebut kurangi dengan Libur Waisak, Imlek, Nyepi, 1 syuro, maulud, isra' mikraj, proklamasi...............berapa hari yang tersisa?"
Bahlul: "...???.........gak ada sisa pak."
Bento: "Jadi sekarang anda mau menuntut apa?"
Bahlul: "Saya mengerti pak, sekarang saya sadar bahwa selama ini saya sudah makan gaji buta dan telah mencuri uang perusahaan dengan tidak bekerja sedikitpun. Saya minta maaf"
Jadi, silahkan renungkan dan simpulkan sendiri apa maksud dari percakapan diatas, soalnya gua juga bingung ???
Wednesday, March 14, 2007
Lakukanlah yang terbaik
Terkadang orang berpikir secara tidak masuk akal dan bersikap egois. Tetapi, bagaimanapun juga, terimalah mereka apa adanya.
Apabila engkau berbuat baik, orang lain mungkin akan berprasangka bahwa ada maksud-maksud buruk di balik perbuatan baik yang kau lakukan itu. Tetapi, tetaplah berbuat baik selalu.
Apabila engkau sukses, engkau mungkin akan mempunyai musuh dan juga teman-teman yang iri hati atau cemburu. Tetapi teruskanlah kesuksesanmu itu.
Apabila engkau jujur dan terbuka, orang lain mungkin akan menipumu. Tetapi, tetaplah bersikap jujur dan terbuka setiap saat.
Apa yang telah engkau bangun bertahun-tahun lamanya, dapat dihancurkan orang dalam satu malam saja. Tetapi, janganlah berhenti dan tetaplah membangun.
Apabila engkau menemukan kedamaian dan kebahagiaan di dalam hati, orang lain mungkin akan iri hati kepadamu. Tetapi, tetaplah berbahagia.
Kebaikan yang kau lakukan hari ini, mungkin besok dilupakan orang. Tetapi, teruslah berbuat baik.
Berikan yang terbaik dari apa yang kau miliki dan itu mungkin tidak akan pernah cukup. Tetapi, tetap berikanlah yang terbaik.
Sadarilah bahwa semuanya itu ada di antara engkau dan Tuhan. Tidak akan pernah ada antara engkau dan orang lain. Jangan pedulikan apa yang orang lain pikir atas perbuatan baik yang kau lakukan. Tetapi percayalah bahwa mata Tuhan tertuju pada orang-orang jujur dan Dia sanggup melihat ketulusan hatimu.
Mother Theresa.
Apabila engkau berbuat baik, orang lain mungkin akan berprasangka bahwa ada maksud-maksud buruk di balik perbuatan baik yang kau lakukan itu. Tetapi, tetaplah berbuat baik selalu.
Apabila engkau sukses, engkau mungkin akan mempunyai musuh dan juga teman-teman yang iri hati atau cemburu. Tetapi teruskanlah kesuksesanmu itu.
Apabila engkau jujur dan terbuka, orang lain mungkin akan menipumu. Tetapi, tetaplah bersikap jujur dan terbuka setiap saat.
Apa yang telah engkau bangun bertahun-tahun lamanya, dapat dihancurkan orang dalam satu malam saja. Tetapi, janganlah berhenti dan tetaplah membangun.
Apabila engkau menemukan kedamaian dan kebahagiaan di dalam hati, orang lain mungkin akan iri hati kepadamu. Tetapi, tetaplah berbahagia.
Kebaikan yang kau lakukan hari ini, mungkin besok dilupakan orang. Tetapi, teruslah berbuat baik.
Berikan yang terbaik dari apa yang kau miliki dan itu mungkin tidak akan pernah cukup. Tetapi, tetap berikanlah yang terbaik.
Sadarilah bahwa semuanya itu ada di antara engkau dan Tuhan. Tidak akan pernah ada antara engkau dan orang lain. Jangan pedulikan apa yang orang lain pikir atas perbuatan baik yang kau lakukan. Tetapi percayalah bahwa mata Tuhan tertuju pada orang-orang jujur dan Dia sanggup melihat ketulusan hatimu.
Mother Theresa.
Tuesday, March 13, 2007
Man With Struggle
Tahun 1986 di New York diadakan lomba marathon internasional yang diikuti oleh ribuan pelari dari seluruh dunia. Lomba ini mengambil jarak 42 kilometer mengelilingi kota New York. Jutaan orang dari seluruh dunia ikut menonton acara tersebut melalui puluhan televisi yang merelainya secara langsung. Ada satu orang yang menjadi pusat perhatian di lomba tersebut, yaitu Bob Willen. Bob adalah seorang veteran perang Amerika, dan dia kehilangan kedua kakinya karena terkena ranjau saat perang di Vietnam. Untuk berlari, Bob menggunakan kedua tangannya untuk melemparkan badannya ke depan.
Dan lombapun dimulailah. Ribuan orang mulai berlari secepat mungkin ke garis finish. Wajah-wajah mereka menunjukkan semangat yang kuat. Para penonton tak henti-hentinya bertepuk tangan untuk terus mendukung para pelari tersebut. 5 kilometer telah berlalu. Beberapa peserta nampak mulai kelelahan dan mulai berjalan kaki. 10 kilometer telah berlalu. Di sini mulai nampak siapa yang mempersiapkan diri dengan baik, dan siapa yang hanya sekedar ikut untuk iseng-iseng. Beberapa peserta yang nampak kelelahan memutuskan untuk berhenti dan naik ke bis panitia.
Sementara hampir seluruh peserta telah berada di kilometer ke-5 hingga ke-10, Bob Willen yang berada di urutan paling belakang baru saja menyelesaikan kilometernya yang pertama. Bob berhenti sejenak, membuka kedua sarung tangannya yang sudah koyak, menggantinya dengan yang baru, dan kemudian kembali berlari dengan melempar-lemparkan tubuhnya ke depan dengan kedua tangannya. Ayah Bob yang berada bersama ribuan penonton lainnya tak henti-hentinya berseru :
"Ayo Bob ?.. Ayo Bob ?? berlarilah terus". Karena keterbatasan fisiknya, Bob hanya mampu berlari sejauh 10 kilometer selama satu hari. Di malam hari, Bob tidur di dalam sleeping bag yang telah disiapkan oleh panitia yang mengikutinya.
Akhirnya empat hari telah berlalu, dan kini adalah hari kelima bagi Bob Willen. Tinggal dua kilometer lagi yang harus ditemph. Hingga suatu saat hanya tinggal 100 meter lagi dari garis finish, Bob jatuh terguling. Fisik Bob benar-benar telah habis saat itu. Bob perlahan-lahan bangkit dan membuka kedua sarung tangannya. Nampak di sana tangan Bob sudah berdarah-darah. Dokter yang mendampinginya sejenak memeriksanya, dan mengatakan bahwa kondisi Bob sudah parah, bukan karena luka tangannya saja, namun lebih ke arah kondisi jantung dan pernafasannya.
Sejenak Bob memejamkan mata. Dan di tengah-tengah gemuruh suara penonton yang mendukungnya, samar-samar Bob dapat mendengar suara ayahnya yang berteriak "Ayo Bob, bangkit ! Selesaikan apa yang telah kamu mulai. Buka matamu, dan tegakkan badanmu. Lihatlah ke depan, garis finish telah di depan mata. Cepat bangun ! Tunjukkan ke semua orang siapa dirimu, jangan menyerah ! Cepat bangkit !!!" Pelan-pelan Bob mulai membuka matanya kembali. Saat itulah matanya melihat garis finish yang sudah dekat. Semangat mulai membara kembali di dalam dirinya, dan tanpa sarung tanga, Bob
melompat-lompat ke depan. "Ya, ayo Bob ? satu lompatan lagi, Bob. Capailah apa yang
kamu inginkan, Bob ! teriak ayahnya yang terus berlari mendampinginya. Dan satu
lompatan terakhir dari Bob membuat tubuhnya melampaui garis finish.
Saat itu meledaklah gemuruh dari para penonton yang berada di tempat itu. Bob bukan saja telah menyelesaikan perlombaan itu, Bob bahkan tercatat di Guiness Book of Record sebagai satu-satunya orang cacat yang berhasil menyelesaikan lari marathon.
Beberapa saat kemudian, ketika ada puluhan wartawan yang menemuinya, Bob berkata "SAYA BUKAN ORANG HEBAT. ANDA TAHU SAYA TIDAK PUNYA KAKI LAGI. SAYA HANYA MENYELESAIKAN APA YANG TELAH SAYA MULAI.
SAYA HANYA MENCAPAI APA YANG TELAH SAYA INGINKAN. DAN KEBAHAGIAAN SAYA DAPATKAN BUKAN DARI APA YANG SAYA DAPATKAN, TAPI DARI PROSES UNTUK MENDAPATKANNYA.
SELAMA LOMBA, FISIK SAYA MENURUN DRASTIS. TANGAN SAYA SUDAH HANCUR BERDARAH-DARAH. TAPI RASA SAKIT DI HATI SAYA TERJADI BUKAN KARENA LUKA ITU, TAPI KETIKA SAYA MEMALINGKAN WAJAH SAYA DARI GARIS FINISH. JADI SAYA KEMBALI FOKUS UNTUK MENATAP GOAL SAYA. SAYA RASA TIDAK ADA ORANG YANG AKAN GAGAL DALAM LARI MARATHON INI. TIDAK MASALAH ANDA AKAN MENCAPAINYA DALAM BERAPA LAMA, ASAL ANDA TERUS BERLARI. ANDA DISEBUT GAGAL BILA ANDA BERHENTI. JADI, JANGANLAH BERHENTI SEBELUM
TUJUAN ANDA TELAH TERCAPAI!"
Dan lombapun dimulailah. Ribuan orang mulai berlari secepat mungkin ke garis finish. Wajah-wajah mereka menunjukkan semangat yang kuat. Para penonton tak henti-hentinya bertepuk tangan untuk terus mendukung para pelari tersebut. 5 kilometer telah berlalu. Beberapa peserta nampak mulai kelelahan dan mulai berjalan kaki. 10 kilometer telah berlalu. Di sini mulai nampak siapa yang mempersiapkan diri dengan baik, dan siapa yang hanya sekedar ikut untuk iseng-iseng. Beberapa peserta yang nampak kelelahan memutuskan untuk berhenti dan naik ke bis panitia.
Sementara hampir seluruh peserta telah berada di kilometer ke-5 hingga ke-10, Bob Willen yang berada di urutan paling belakang baru saja menyelesaikan kilometernya yang pertama. Bob berhenti sejenak, membuka kedua sarung tangannya yang sudah koyak, menggantinya dengan yang baru, dan kemudian kembali berlari dengan melempar-lemparkan tubuhnya ke depan dengan kedua tangannya. Ayah Bob yang berada bersama ribuan penonton lainnya tak henti-hentinya berseru :
"Ayo Bob ?.. Ayo Bob ?? berlarilah terus". Karena keterbatasan fisiknya, Bob hanya mampu berlari sejauh 10 kilometer selama satu hari. Di malam hari, Bob tidur di dalam sleeping bag yang telah disiapkan oleh panitia yang mengikutinya.
Akhirnya empat hari telah berlalu, dan kini adalah hari kelima bagi Bob Willen. Tinggal dua kilometer lagi yang harus ditemph. Hingga suatu saat hanya tinggal 100 meter lagi dari garis finish, Bob jatuh terguling. Fisik Bob benar-benar telah habis saat itu. Bob perlahan-lahan bangkit dan membuka kedua sarung tangannya. Nampak di sana tangan Bob sudah berdarah-darah. Dokter yang mendampinginya sejenak memeriksanya, dan mengatakan bahwa kondisi Bob sudah parah, bukan karena luka tangannya saja, namun lebih ke arah kondisi jantung dan pernafasannya.
Sejenak Bob memejamkan mata. Dan di tengah-tengah gemuruh suara penonton yang mendukungnya, samar-samar Bob dapat mendengar suara ayahnya yang berteriak "Ayo Bob, bangkit ! Selesaikan apa yang telah kamu mulai. Buka matamu, dan tegakkan badanmu. Lihatlah ke depan, garis finish telah di depan mata. Cepat bangun ! Tunjukkan ke semua orang siapa dirimu, jangan menyerah ! Cepat bangkit !!!" Pelan-pelan Bob mulai membuka matanya kembali. Saat itulah matanya melihat garis finish yang sudah dekat. Semangat mulai membara kembali di dalam dirinya, dan tanpa sarung tanga, Bob
melompat-lompat ke depan. "Ya, ayo Bob ? satu lompatan lagi, Bob. Capailah apa yang
kamu inginkan, Bob ! teriak ayahnya yang terus berlari mendampinginya. Dan satu
lompatan terakhir dari Bob membuat tubuhnya melampaui garis finish.
Saat itu meledaklah gemuruh dari para penonton yang berada di tempat itu. Bob bukan saja telah menyelesaikan perlombaan itu, Bob bahkan tercatat di Guiness Book of Record sebagai satu-satunya orang cacat yang berhasil menyelesaikan lari marathon.
Beberapa saat kemudian, ketika ada puluhan wartawan yang menemuinya, Bob berkata "SAYA BUKAN ORANG HEBAT. ANDA TAHU SAYA TIDAK PUNYA KAKI LAGI. SAYA HANYA MENYELESAIKAN APA YANG TELAH SAYA MULAI.
SAYA HANYA MENCAPAI APA YANG TELAH SAYA INGINKAN. DAN KEBAHAGIAAN SAYA DAPATKAN BUKAN DARI APA YANG SAYA DAPATKAN, TAPI DARI PROSES UNTUK MENDAPATKANNYA.
SELAMA LOMBA, FISIK SAYA MENURUN DRASTIS. TANGAN SAYA SUDAH HANCUR BERDARAH-DARAH. TAPI RASA SAKIT DI HATI SAYA TERJADI BUKAN KARENA LUKA ITU, TAPI KETIKA SAYA MEMALINGKAN WAJAH SAYA DARI GARIS FINISH. JADI SAYA KEMBALI FOKUS UNTUK MENATAP GOAL SAYA. SAYA RASA TIDAK ADA ORANG YANG AKAN GAGAL DALAM LARI MARATHON INI. TIDAK MASALAH ANDA AKAN MENCAPAINYA DALAM BERAPA LAMA, ASAL ANDA TERUS BERLARI. ANDA DISEBUT GAGAL BILA ANDA BERHENTI. JADI, JANGANLAH BERHENTI SEBELUM
TUJUAN ANDA TELAH TERCAPAI!"
Subscribe to:
Comments (Atom)